Rabu, 20 Agustus 2014

DPA: Teknik Pewarnaan Gambar Denah



Denah adalah tampak atas dari suatu objek yang dilihat dari potongan 60-100 cm dari permukaan tanah . Denah merupakan gambar utama yang menunjukkan hubungan  ruang-ruang dalam suatu bangunan yang telah terorganisir dengan baik , dilengkapi dengan notasi-notasi, sehingga dapat diterjemahkan ke dalam bangunan.
Gambar denah dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, pertama ialah denah sebagai gambar kerja dan denah untuk gambar presentasi atau denah arsitektural. Dalam hal ini adalah gambar denah untuk gambar presentasi sehingga mudah dipahami, sebagai media komunikasi grafis dalam arsitektur. Dapat menggunakan berbagai teknik finishing pewarnaan, seperti cat air, cat poster, marker, dsb.  Skala yang biasa digunakan untuk gambar denah adalah 1: 50, 1 : 100, tergantung dari kebutuhan  dan layout gambar.
Pada tugas kali ini teknik pewarnaan gambar denah menggunakan cat poster dengan finishing pensil warna. Denah digambar pada kertas linen ukuran A2. Denah dapat diperoleh dari internet, buku arsitektur, maupun majalah. Tugas ini dibuat dengan menggunakan perbandingan sekala 1:50.

(DPA) Perspektif mata burung Polinema



Mata kuliah : Dasar Presentasi Arsitektur (DPA)
Judul Tugas : Perspektif Suasana Siang Polinema
Nama : Asyiqarizqi Fauziah
 Dosen Pengampu  : Luluk Maslucha, ST M.Sc

Tugas DPA kali ini ialah menggambar exterior kawasan POLINEMA (Politeknik Negeri Malang). Dengan menggunakan perspektif mata burung. Perspektif mata burung ialah gambar perspektif yang dilihat dari sudut pandang burung terbang atau gambar bangunan yang dilihat dari tampak atas. Bisa menggunakan 1 titik lenyap, 2 titik lenyap atau 3 titik lenyap.
Perspektif mata burung biasanya menggunakan perspektif 3 titik lenyp. Kelemahan perspektif 3 titik lenyap ialah rawan distorsi, karena semakin banyak titik lenyap semakin banyak kemungkinan distorsi. Selain menggunakan perspektif 3TL, gambar perspektif mata burung juga menggunakan 1 TL atau 2TL. Intinya yang membedakan antara perspektif mata burung dengan perspektif mata manusia ialah letak titik lenyapnya. Perspektif mata burung mempunyai titik lenyap diatas horizon, sedangkan perspektif mata manusia titik lenyap pada horizon atau sejajar dengan mata manusia sekitar 150-170 cm dari muka tanah.

Senin, 28 April 2014

Gambar Teknik: Tugas Besar Ruko Puja Sera

Tugas Besar mata kuliah gambar teknik ialah menggambar satu kompleks ruko Puja Sera yang berlokasi di Jalan Veteran samping MX Mall Malang. Tugas diberi waktu selama 1 bulan, dari survey lapangan, asistensi dan juga tiap minggunya tugas diperiksa oleh dosen pengampu.
Dalam tugas kali ini alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan3, tidak disangka melebihi target padahal sebenarnya saya tida begitu suka dengan gambar yang terukur, dan ternyata diperkuliahan kali ini saya mendapat ilai A.
Untuk tugas kali ini saya fokus pada gambar isometri konstruksi serta perspektif baik interior maupun exterior. Namun untuk keseluruhannya tetap diakumulasi dengan nilai tugas harian serta tugas UTS berupa isometri urai konstruksi atap.


 Jenis Tugas: Tugas Besar
Dosen Penganpu: Aldrin Yusuf Firmansyah, MT
Dosen Asisten : Imam Faqihuddin, ST
Nama: Asyiqarizqi Fauziah
Finishing: Pensil

Gambar Teknik: Notasi Material

Pada perkuliahan awal mata kuliah gambar teknik berupa notasi material yang terdiri dari material konstruksi maupun material interior maupun exterior pada bangunan. Sebelum menginjak pada perkuliahan selanjutnya dasar-dasar berupa penggambaran notasi, ukuran atau dimensi, tata cara menggunakan peralatan gambar  yang bertujuan agar sebagai acuan dasar pengerjaan tugas selanjutnya.

Rabu, 16 April 2014

PA1 Proyek 2 "Redesign Prasasti UIN Malang


Jenis Tugas: Proyek 2 Perancangan Arsitektur 1.

Tema: Kontemporer, formal, dinamis.

Judul: "Redesign Prasasti UIN Malang"

Lokasi tapak: Selatan Masjid At-tarbiyah UIN Malang / Halaman Mabna Al-Ghozali

Luas Tapak: 25 m2

Finishing : Rapido dan Pensil warna

Sabtu, 01 Maret 2014

Un-Predictable


               Kuliah dijurusan teknik arsitektur bukanlah keinginanku sejak lama, apalagi di sebuah Universitas Islam Negeri, “UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”. Memang, dulu semasa kecil aku ingin sekali menjadi seorang arsitek karena paling suka bermain rumah-rumahan dan melihat berbagai buku penuh warna milik tante. Tapi apalah daya seiring dengan bertambahnya usia aku tersadar kalau menjadi seorang arsitek itu amatlah sulit, sekolahnya mahal belum lagi semua peralatannya. Aku hanya bisa mengubur keinginan masa kecilku itu.