Pendidikan wajib belajar di Indonesia mengalami pergantian program, yang dahulu asalnya Wajib Balajar 6 Tahun, berubah menjadi "Wajib Balajar 9 Tahun". Bahkan untuk mengimbangi perkembangan jaman dan kemajuan teknologi berubah menjadi "Wajib Balajar 12 Tahun".
Tahukah kalian bahwa selama 12 tahun kita menempuh pendidikan formal, tidak semua ilmu bisa kita peroleh, apa sebabnya?, itu diakibatkan pada kurang terfokusnya pada salah satu bidang keahlian. Bayangkan saja selama 12 tahun kita disuguhi 10- 15 materi pembelajaran. Dari Keagamaan, Ilmu-ilmu Exact, Matematika, IPA, IPS, Bahasa, Teknologi, Seni, Sastra, Keterampilan dan masih banyak lagi. Bagaimana bisa otak kita terus- menerus harus terbagi menjadi beberapa cabang, yang belum tentu semuanya akan berhasil.
Bayangkan saja seorang anak yang amat menggemari bidang seni yang jelas ahli dibidang itu, harus membagi fikirannya dalam beberapa bidang keahlian. Belum tetntu orang yang pintar dibidang seni tadi dapat mahir dibidang IPA.
Hal tersebut mengakibatkan siswa mempunyai keahlian yang hanya setengah- setengah. Bakat alami mereka akan terpendam. Seandainya saja 12 tahun kita lalui dengan sebuah pendidikan yang terfokus sesuai dengan bakat dan minat masing-masing, tentunya negara ini akan jauh lebih maju dari sekarang.
Lain halnya dengan negara Jepang, negara maju yang hampir menguasai seluruh teknologi yang ada didunia. Di Jepang Profesor diberi kewenangan penuh untuk merintis visi penelitiannya bahkan hingga akhir hayatnya. Pemerintah dan lembaga terkait mengarahkan visi tersebut dalam suatu diskusi nasional yang diadakan setiap tahun. Profesor juga diberi kewenangan penuh untuk mengelola laboratoriumnya, mulai dari pengelolaan administrasi, keuangan, akademik dan kemahasiswaan. Negara menjamin sepenuhnya kebutuhan profesor, baik kebutuhan penelitian dan akademis maupun kebutuhan pribadinya. Sehingga (sedikit menyinggung), di Jepang tidak ada profesor yang disibukkan dengan kebutuhan rumah tangganya seperti mencari nafkah dari bidang lain (di Indonesia banyak profesor yang sekaligus menjadi manajer rumah kosnya, kios, ruko, lembaga konsultan, dsb.). Profesionalisme seorang profesor di Jepang yang demikian memberikan dampak yang luar biasa bagi kemajuan iptek dan peningkatan kualitas SDM. Dampak tersebut antara lain adalah visi penelitian yang fokus pada satu tujuan yang jelas: leading dibandingkan negara lain di dunia. Sehingga tak heran kalau saat ini kita banyak menemui hampir seluruh teknologi mutahir di dunia dikuasai oleh Jepang. (source : http://umum.kompasiana.com/2010/04/16/meneladani-sistem-pendidikan-di-negara-maju-119506.html)
Seandainya saja kita mempunyai sebuah sistem pendidikan yang terarah dan jelas, pastilah Indonesia menjadi negara maju. Semangat untuk Indonesiaku, bejuang terus, Kita bisa!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar